Abstrak- Teknik Multiplexing
banyak digunakan untuk mengefisienkan proses pentransmisian data. Multiplexing
dapat dikategorikan menjadi beberapa jenis berdasarkan parameter yang
di-multiplex-nya, salah satunya frekuensi yang disebut dengan FDM (Frequency
Division Multiplexing). Jika frekuensi-frekuensi yang digunakan saling
tegak lurus, maka disebut Orthogonal FDM (OFDM). OFDM memiliki suatu
keunggulan sehingga banyak digunakan pada sistem telekomunikasi modern. Pada
paper ini akan dibahas mengenai karakteristik OFDM serta aplikasinya pada
sistem telekomunikasi.
I. Definisi
dan prinsip dasar OFDM
OFDM (Orthogonal Frequency
Division Multiplexing) adalah sebuah teknik transmisi yang menggunakan
beberapa buah frekuensi (multicarrier) yang saling tegak lurus (orthogonal).
Masing-masing
sub-carrier tersebut dimodulasikan dengan teknik modulasi konvensional pada
rasio symbol yang rendah. Prinsip kerja dari OFDM dapat dijelaskan sebagai
berikut. Deretan data informasi yang akan dikirim dikonversikan kedalam bentuk
parallel, sehingga bila bit rate semula adalah R , maka bit rate di
tiap-tiap jalur parallel adalah R/M dimana M adalah jumlah jalur
parallel (sama dengan jumlah sub-carrier). Setelah itu, modulasi dilakukan pada
tiap-tiap sub-carrier. Modulasi ini bisa berupa BPSK, QPSK, QAM atau yang lain,
tapi ketiga teknik tersebut sering digunakan pada OFDM. Kemudian sinyal yang
telah termodulasi tersebut diaplikasikan ke dalam Inverse Discrete Fourier
Transform (IDFT), untuk pembuatan simbol OFDM. Penggunaan IDFT ini memungkinkan
pengalokasian frekuensi yang saling tegak lurus (orthogonal). Setelah
itu simbol-simbol OFDM dikonversikan lagi kedalam bentuk serial, dan kemudian
sinyal dikirim. [1][2]
Sinyal carrier dari OFDM merupakan penjumlahan
dari banyaknya sub-carriers yang orthogonal, dengan data baseband pada
masing-masing sub-carriers dimodulasikan secara bebas menggunakan teknik
modulasi QAM atau PSK. [2]
Dimana Re(.) adalah bagian real dari persamaan, f(t) adalah respons
implus dari filter transmisi, T adalah periode simbol, v o
adalah frekuensi pembawa (carrier frequency) dalam bentuk radian, j
adalah fase pembawa (carrier phase), dan bn adalah
data informasi yang telah termodulasi yang menjadi input dari IDFT. [1]
Pada stasiun penerima, dilakukan
operasi yang berkebalikan dengan apa yang dilakukan di stasiun pengirim. Mulai
dari konversi dari serial ke parallel, kemudian konversi sinyal parallel dengan
Fast Fourier Transform (FFT), setelah itu demodulasi, konversi parallel
ke serial, dan akhirnya kembali menjadi bentuk data informasi.
Pada OFDM, frekuensi-frekuensi
multicarrier tersebut saling tegak lurus, yang berarti bahwa crosstalk di
antara sub-channels dihilangkan dan inter-carrier guard bands tidak diperlukan.
Istilah orthogonal dalam Orthogonal Frequency Division Multiplexing
(OFDM) mengandung makna hubungan matematis antara frekuensi-frekuensi yang
digunakan. Dengan persamaan matematika bisa diekspresikan sebagai berikut, dua
buah kumpulan sinyal dikatakan orthogonal bila,
Pemakaian frekuensi yang saling orthogonal pada OFDM memungkinkan overlap
antar frekuensi tanpa menimbulkan interferensi satu sama lain. Ada beberapa
kumpulan sinyal yang orthogonal, salah satunya yang cukup sering kita gunakan
adalah sinyal sinus, sebagaimana diperlihatkan pada gambar berikut :
Ortogonalitas juga memungkinkan efisiensi spektral yang tinggi, mendekati
rasio Nyquist. OFDM secara umum mendekati spektrum ”white”, sehingga
terdapat properti interferensi elektromagnetik terhadap pengguna co-channel
yang lain. [2]
Satu prinsip kunci dari OFDM adalah dimana skema
modulasinya dengan rasio symbol yang rendah sehingga hanya mendapat sedikit
pengaruh intersymbol interference dari multipath fading. Oleh
karena itu, maka dapat ditransmisikan sejumlah aliran low-rate dalam
paralel, bukan aliran high-rate tunggal. Karena durasi dari tiap simbol
panjang, maka memungkinkan untuk penyisipan guard interval di antara
simbol-simbol OFDM, sehingga dapat menghilangkan intersymbol interference.
[2]
Pada OFDM, sinyal didesain sedemikian rupa agar
orthogonal, sehingga bila tidak ada distorsi pada jalur komunikasi yang
menyebabkan ISI(intersymbol interference) dan ICI(intercarrier
interference), maka setiap subchannel akan bisa dipisahkan stasiun
penerima dengan menggunakan DFT. Tetapi pada kenyataannya tidak semudah itu.
Karena pembatasan spektrum dari sinyal OFDM tidak strict, sehingga
terjadi distorsi linear yang mengakibatkan energi pada tiap-tiap subchannel
menyebar ke subchannel di sekitarnya, dan pada akhirnya ini akan
menyebabkan interferensi antar simbol (ISI). Solusi yang termudah adalah dengan
menambah jumlah subchannel sehingga periode simbol menjadi lebih
panjang, dan distorsi bisa diabaikan bila dipandingkan dengan periode simbol. Tetapi cara diatas tidak
aplikatif, karena sulit mempertahankan stabilitas carrier dan juga menghadapi Doppler
Shift. Selain itu, kemampuan FFT juga ada batasnya. Berikut gambar
penyisipannya :
Pendekatan yang relatif sering digunakan untuk
memecahkan masalah ini adalah dengan menyisipkan guard interval (interval
penghalang) secara periodik pada tiap simbol OFDM. Sehingga total dari periode
simbol menjadi :
T total = T guard + T symbol (3)
T total = T guard + T symbol (3)
Efek dari penyisipan tersebut dapat digambarkan
sebagai berikut :
Cyclic prefix yang ditransmisikan
selama guard interval, terdiri dari akhir dari symbol OFDM yang dikopi ke guard
interval, dan guard interval ditransmisikan diikuti dengan symbol
OFDM. Alasan guard interval terdiri dari kopi dari akhir simbol OFDM adalah
agar receiver nantinya mengintegrasi masing-masing multipath melalui angka
integer dari siklus sinusoid ketika proses demodulasi OFDM dengan FFT. [1][2]
II.
Properti OFDM
A.
Performa Bit Error Rate
BER dari OFDM disini hanya
dicontohkan pada lingkungan dengan fading. Kita tidak akan menggunakan OFDM
sebagai straight line dari sight link seperti satellite link.
Sinyal OFDM, dikarenakan variasi amplitudonya, tidak berlaku baik pada channel
non-linier seperti yang dihasilkan high power amplifier pada board satelit.
Penggunaan OFDM pada satelit akan membutuhkan backoff yang besar, sekitar 3 dB,
sehingga harus ada alasan untuk pemaksaan penggunaannya seperti ketika sinyal
digunakan untuk pengguna yang bergerak. [4]
B.
Rasio daya Peak to Average
Jika sinyal OFDM merupakan
penjumlahan dari N sinyal dengan amplitudo maksimum masing-masing 1 V, maka
kita bisa mendapatkan amplitudo maksimum dari N ketika semua N sinyal
dijumlahkan pada keadaan maksimum. Untuk sinyal OFDM yang mempunyai 128
carrier, masing-masing dengan daya normalisasi 1 W, maka maksimum PAPR adalah
mencapai log (128) atau 21 dB. RMS dari PAPR akan didapatkan sekitar setengah
dari jumlah tersebut atau 10-12 dB. [4]
C.
Sinkronisasi
Sinkronisasi dibutuhkan pada
OFDM. Sering pilot tones digunakan pada ruang sub-carrier. Tujuannya
untuk mengunci fasa dan menyeimbangkan channel. [4]
D.
Coding
OFDM secara tidak tetap digunakan
pada konjungsi dengan channel coding (forward error detection), dan
hampir selalu menggunakan interleaving frekuensi dan/atau waktu. Tipe umum dari error correction coding yang
digunakan pada sistem berbasis OFDM adalah convolutional coding, yang
sering disambung dengan Reed-Solomon coding. Convolutional coding
digunakan sebagai inner code dan Reed-Solomon coding digunakan untuk outer
code. Alasan digunakannya kombinasi error correction coding ini adalah karena
Viterbi decoder yang digunakan untuk convolutional decoding menghasilkan
burst error singkat ketika terdapat konsentrasi eror yang tinggi, dan
Reed-Solomon code sangat cocok untuk mengoreksi burst error. [2]
III. KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN
A.
Keunggulan
Untuk memperjelas perbedaan OFDM, baik dalam operasi
dasarnya maupun dalam segi efisiensi spektrumnya, dengan sistem single carrier,
dan juga dengan sistem multicarrier konvensional, bisa dilihat pada Gambar.3.
Dari gambar tersebut bisa dilihat, bahwa OFDM adalah salah satu jenis dari
multicarrier (FDM), tetapi memiliki efisensi pemakaian frekuensi yang jauh
lebih baik. Pada OFDM overlap antar frekuensi yang bersebelahan diperbolehkan,
karena masing-masing sudah saling orthogonal, sedangkan pada sistem
multicarrier konvensional untuk mencegah interferensi antar frekuensi yang
bersebelahan perlu diselipkan frekuensi penghalang (guard band), dimana
hal ini memiliki efek samping berupa menurunnya kecepatan transmisi bila
dibandingkan dengan sistem single carrier dengan lebar spektrum yang sama.
Sehingga salah satu karakteristik dari OFDM adalah tingginya tingkat efisiensi
dalam pemakaian frekuensi. Selain itu pada multicarrier konvensional juga
diperlukan band pass filter sebanyak frekuensi yang digunakan, sedangkan pada
OFDM cukup menggunakan FFT saja.
Karakter utama yang lain dari OFDM adalah kuat
menghadapi frequency selective fading. Dengan menggunakan teknologi
OFDM, meskipun jalur komunikasi yang digunakan memiliki karakteristik frequencyselective
fading (dimana bandwidth dari channel lebih sempit daripada bandwidth dari
transmisi sehingga mengakibatkan pelemahan daya terima secara tidak seragam
pada beberapa frekuensi tertentu), tetapi tiap sub carrier dari sistem OFDM
hanya mengalami flat fading (pelemahan daya terima secara seragam).
Pelemahan yang disebabkan oleh flat fading ini lebih mudah dikendalikan,
sehingga performansi dari sistem mudah untuk ditingkatkan. Teknologi OFDM bisa
mengubah frequency selective fading menjadi flat fading, karena
meskipun sistem secara keseluruhan memiliki kecepatan transmisi yang sangat
tinggi sehingga mempunyai bandwidth yang lebar, karena transmisi menggunakan subcarrier
(frekuensi pembawa) dengan jumlah yang sangat banyak, sehingga kecepatan
transmisi di tiap subcarrier sangat rendah dan bandwidth dari tiap subcarrier
sangat sempit, lebih sempit daripada coherence bandwidth (lebar
daripada bandwidth yang memiliki karakteristik yang relatif sama). Perubahan
dari frequency selective fading menjadi flat fading bisa
diilustrasikan seperti gambar berikut :
Keuntungan yang lainnya adalah, dengan rendahnya
kecepatan transmisi di tiap subcarrier berarti periode simbolnya menjadi
lebih panjang sehinnga kesensitifan sistem terhadap delay spread
(penyebaran sinyal-sinyal yang datang terlambat) menjadi relatif berkurang. [1]
B. Kelemahan
Sebagai sebuah sistem buatan menusia, tentunya
teknologi OFDM pun tak luput dari kekurangan-kekurangan. Diantaranya, yang
sangat menonjol dan sudah lama menjadi topik penelitian adalah frequency
offset dan nonlinear distortion (distorsi nonlinear). [1]
Ø Frequency Offset
Sistem ini sangat sensitif terhadap carrier
frequency offset yang disebabkan oleh jitter pada gelombang pembawa (carrier
wave) dan juga terhadap Efek Doppler yang disebabkan oleh pergerakan baik
oleh stasiun pengirim maupun stasiun penerima.
Ø Distorsi Non-linier
Teknologi OFDM adalah sebuah sistem modulasi yang
menggunakan multi-frekuensi dan multi-amplitudo, sehingga sistem ini mudah
terkontaminasi oleh distorsi nonlinear yang terjadi pada amplifier dari daya
transmisi.
Ø Sinkronisasi sinyal
Pada stasiun penerima, menentukan start point untuk
memulai operasi Fast Fourier Transform (FFT) ketika sinyal OFDM tiba di stasiun
penerima adalah hal yang relatif sulit. Atau dengan kata lain, sinkronisasi daripada
sinyal OFDM adalah hal yang sulit.
IV. OFDMA
Pada sekitar tahun 1994, ada beberapa paper yang
mengusulkan kombinasi antara teknologi OFDM dengan teknologi CDMA (Code
Division Multiple Access) yaitu menggunakan OFDM untuk modulasi tiap
stasiun dan menggunakan CDMA untuk multiple access, disebut OFDMA (Orthogonal Frequency Division Multiple Access), yaitu penggabungan sinyal-sinyal
dari beberapa stasiun pengirim pada sebuah jalur komunikasi yang harus
digunakan secara bersama.
Alasan
utama banyaknya perhatian terhadap teknologi ini, karena kemampuannya untuk
menggabungkan keistimewaan dari CDMA yang terkenal sangat tahan terhadap
interferensi, dengan keistimewaan-keistimewaan dari OFDM seperti yang sudah
disebutkan diatas. Metode OFDMA ini juga memungkinkan pemakaian CDMA untuk
pengiriman data berkekecapatan tinggi. [1][3]
V. APLIKASI OFDM DALAM KOMUNIKASI
DIGITAL
A.
ADSL
OFDM digunakan pada koneksi ADSL yang mengikuti
standar G.DMT, dimana kabel tembaga yang sudah ada digunakan untuk penerimaan koneksi
data kecepatan tinggi. [2]
B.
Teknologi Powerline
OFDM digunakan oleh divais powerline untuk memperluas
koneksi Ethernet ke ruangan lain pada suatu residen melalui power wiring. [2]
C.
WLAN dan MAN
OFDM digunakan pada beberapa aplikasi WLAN dan MAN, mencakup
IEEE 802.11a/g dan WiMAX. [2]
D.
Radio dan Televisi Digital
Banyak Negara-negara Eropa dan Asia yang mengadopsi
OFDM untuk broadcast radio dan televise digital terrestrial, seperti DVB-T,
T-DMB, DAB, HD Radio, dll. [2]
E.
Ultra Wideband
Teknologi UWB wireless personal area network
juga memanfaatkan OFDM, seperti Multiband OFDM. [2]
F.
FLASH-OFDM
FLASH-OFDM adalah system berbasis OFDM dengan
spesifikasi protocol layers yang lebih tinggi. FLASH-OFDM telah menghasilkan
packet-switched cellular bearer, yang areanya akan bersaing dengan
jaringan GSM dan 3G. [2]
PRO Prinsip - Prinsip OFDM
Teknik OFDM adalah sebuah teknik yang
membagi kanal komunikasi menjadi beberapa subkanal yang sama dengan frekuensi
yang berbeda. Tiap subkanal orthogonal satu dengan yang lain. Kombinasi antara
teknik multicarrier dan modulasi adaptif ini menghasilkan suatu sistem
komunikasi yang handal dan dapat bekerja pada persyaratan kondisi LOS maupun
NLOS. Dengan kemampuan komunikasi NLOS ini maka beberapa lokasi yang terisolir
dimungkinkan untuk bisa diakses tanpa menggunakan repeater. Penelitian ini
dilakukan untuk menguji kinerja OFDM yang beroperasi pada frekuensi 2,4 – 5 GHz
dan data rate 54 Mbps. OFDM akan digunakan sebagai infrastruktur layanan NGN
(telepon digital berbasis IP) pada daerah rural. Perhitungan analitis
menunjukkan bahwa dengan OFDM mampu mengirim data dalam bentuk digital (secara
transparan) dengan kecepatan sampai dengan 54 Mbps dengan jangkauan hingga 50
km.
Layanan NGN (telepon digital berbasis
IP) saat ini baru terkonsentrasi di daerah perkotaan karena di daerah pedesaan
para penggunanya berbentuk cluster-cluster. Tiap cluster terdiri atas 100 –
1000 pengguna dengan jarak antar cluster relatif jauh, yaitu 10–60 km.
Teknologi telekomunikasi yang ada saat ini, seperti WLAN, WiFi dan WiMAX secara
teknis dan ekonomis hanya dapat digunakan untuk melayani pengguna dalam satu
cluster. Untuk menghubungkan antar cluster, teknologi tersebut tidak memenuhi
persyaratan teknis dan ekonomis.
OFDM atau orthogonal frequency division
multiplexing. OFDM, atau modulasi multitone, digunakan di sejumlah aplikasi
komunikasi wireless dan wired. Pada komunikasi wired, digunakan sebagai varian
dari digital subscriber line (DSL). Pada komunikasi wireless, OFDM adalah dasar
untuk beberapa aplikasi siaran radio dan televisi, termasuk standar televisi
siaran digital. OFDM juga dimanfaatkan untuk sistem fixed-wireless dan beberapa
produk wireless local area network.
Teknik OFDM juga menghasilkan penggunaan
bandwidth yang semakin efisien. Hal ini dimungkinkan karena teknik multicarrier
yang saling orthogonal antar subkanal-nya bisa saling tumpang-tindih. Teknik
modulasi adaptif, seperti BPSK, QPSK, 16-QAM, dan 64-QAM dapat menghasilkan
data rate yang sangat tinggi hingga mencapai 54 Mbps.
Teknik
OFDM dengan menggunakan variabel modulasi ini selanjutnya akan dipakai sebagai
standar Wimax dan 802.11g.
REFERENSI
[1]
Sigit Puspito W.J., “Mengenal Teknologi Orthogonal Frequency Division
Multiplexing (OFDM) pada Komunikasi Wireless”, Elektro Indonesia, Nomor 24, Tahun V, Januari 1999
[2]
http://en.wikipedia.org/wiki/Orthogonal_Frequency_Division_Multiplexing
[3]
http://en.wikipedia.org/wiki/Orthogonal_Frequency_Division_Multiple_Access
[4] Charan Langton, ”Orthogonal Frequency Division
Multiplexing Tutorial”, www.complextoreal.com, 2002